Millenium baru adalah awal dimana perkembangan musik indie
di tanah air mencapai masa keemasannya, walaupun band-band ini berjuang
di jalur indie, secara kualitas bahkan bisa dibilang ada diatas jalur
major label. Di masa tahun 2000-an itulah banyak grup band indie
indonesia lahir dan memperkaya warna musik Indonesia yang mayoritas
dikuasai oleh band-band major label.

Menjadi tenarnya band-band indie ini juga tak lepas dari faktor
perkembangan sosial media dimana mereka mempromosikan lagu – lagu mereka
melalui myspace.com dan youtube.com.
Berikut 10 band-band indie yang menurut saya memiliki kualitas yang sangat bagus dan lebih baik dari pada band major label.
1. Naif
Naif adalah grup musik Indonesia pop yang terbentuk pada tanggal 22
Oktober 1995 di Jakarta dan terdiri dari “David” Bayu Danang Jaya
(vokal), Mohammad “Emil” Amil Hussein (bass, kibor, vokal), Fajar
“Jarwo” Endra Taruna / Mr. J (gitar, vokal), Franki “Pepeng” Indrasmoro
Sumbodo (drum, perkusi, vokal).
Walaupun grup ini awalnya berada di jalur major label, tetapi pada
album Bonbinben (2008), Naif beralih jalur ke label indie melalui
Electrified Records. Band inilah band pertama yang mengilhami musisi
indie untuk berkarya melalui warna musik yang berbeda, mengusung gaya
60-an, band ini berhasil menjadi band sukses yang masih bertahan sampai
sekarang.
2. Pure Saturday
Pure Saturday adalah grup musik indie pop yang berasal dari Bandung,
Jawa Barat. Grup ini dibentuk pada tahun 1994 oleh Muhammad Suar
Nasution (vokal, gitar), Aditya Ardinugraha (gitar), Yudistira
Ardinugraha (drum), Ade Purnama (bass), Arief Hamdani (gitar). Grup
musik ini merupakan pelopor lahirnya banyak grup musik indie pop di
Indonesia.
3. Mocca
Mocca adalah kelompok musik indie asal Bandung. Grup ini
beranggotakan Riko Prayitno (gitar), Arina Ephipania (vokal dan flute),
Achmad Pratama (bass), dan Indra Massad (drum).
Pada mulanya Arina dan Riko merupakan teman satu kampus di Institut
Teknologi Nasional. Mereka tergabung dalam sebuah band kampus tahun
1997-an. Karena tidak cocok dengan anggota yang lain, Arina dan Riko pun
sepakat mendirikan “Mocca”. Dua tahun kemudian mereka bertemu dengan
Indra dan Toma. Indra dan Toma merupakan teman satu kampus, mereka
belajar desain produk di Institut Teknologi Nasional, Bandung dan masuk
ke Mocca pada waktu yang sama.
Mocca pertama kali mucul dalam kompilasi Delicatessen (2002), dan
langsung merebut hati penggemar. Saat ini (2011) mocca menyatakan akan
vakum dari dunia musik untuk waktu yang tidak ditentukan, hal ini
disampaikan pada konser terakhirnya yg bertemakan ” Mocca Cabaret
Musical Concert : Annabelle and The Music Box ” yg disebut juga sebagai
Mocca Last Show pada 15 Juli 2011.
4. Goodnight Electric
Goodnight Electric adalah sebuah grup musik beraliran synthpop yang
dibentuk tahun 2003 di Jakarta oleh salah satu personilnya, Henry Irawan
yang dikenal dengan nama panggungnya, Henry “Batman” Foundation.
Grup musik ini terinspirasi dari musisi di era awal 80-an dan 90-an
seperti Depeche Mode, The Cure, Kraftwerk, Yazoo, Belle and Sebastian
dan The Lighting Seeds. Goodnight Electric mencoba mengkombinasikan
musik electro, pop dan new wave dengan menggunakan synthesizer dan
komputer sebagai media utamanya. Didukung oleh Bondi Goodboy dan oomleo
dalam pertunjukan live, Goodnight Electric berkembang menjadi sebuah
formasi trio dance group.
5. The Upstairs
The Upstairs dibentuk pada 5 Oktober 2001 di Jakarta oleh Jimi
Multhazam (vokalis) dan Kubil Idris (gitaris). Band ini terpengaruh
musikal dari band-band beraliran new wave seperti A Flock of Seagulls,
Devo, Depeche Mode, hingga Joy Division. Beberapa bulan kemudian,
drummer band Metalcore bernama Beni Adhiantoro bergabung dengan The
Upstairs. Kebetulan kesemuanya adalah mahasiswa Institut Kesenian
Jakarta. Awal 2002 The Upstairs merilis EP bertitel “Antahberantah”
dalam format kaset dan CD serta terjual 300 keping dalam waktu singkat.
The Upstairs juga mengadakan pertunjukan di Jakarta, Bandung dan
Jogjakarta.
6. White Shoes and The Couples Company
White Shoes & The Couples Company adalah sebuah band beraliran
pop/funk/jazz dari Jakarta. Band ini boleh dibilang sebagai band yang
konsisten bergaya 70-an, sang vokalis yang akrab dipanggil Sari menurut
saya mempunyai daya tarik sendiri untuk membangun keunikan band ini,
setiap manggung sang vokalis selalu menunjukan kemampuan dansa ala
70-annya.
Profil lengkapnya bisa anda lihat disini >
profil
7. SORE
Sore atau Sore Ze band merupakan kelompok musik indie yang berasal dari Jakarta. Sampai saat ini Sore telah menghasilkan dua
album studio
dan beberapa kompilasi. Anggota Sore antara lain adalah Ade Firza Paloh
(gitar, vokal), Awan Garnida (bass, vokal), Reza Dwi Putranto (gitar,
vokal), Bemby Gusti Pramudya (drum, perkusi, vokal), Ramondo Gascaro
(piano, keyboard, gitar, vokal). Semua anggota Sore ambil bagian sebagai
vokalis dalam setiap album-albumnya.
Salah satu keunikan dari band ini adalah semua anggotanya bermain musik secara kidal.
8.
The S.I.G.I.T. (The Super Insurgent Group of Intemperance Talent)
The SIGIT merupakan grup band asal Bandung yang bermain di jalur
Rock’n'Roll. Sejak kemunculannya pada tahun 2005, band ini berhasil
menarik perhatian para pecinta musik indie tanah air dan mancanegara,
terbukti setelah meluncurkan album Black Amplifier, grup band ini
menjadi semakin tenar dengan melakukan konser di Australia dan Amerika.
Bahkan The SIGIT sendiri memilki fan base yang sangat fanatik baik di
Indonesia dan Amerika, fans band ini sendiri sering disebut sebagai
The Insurgent Army.
Dan menurut pandangan saya pribadi grup band ini bukan hanya
mengandalkan musikalitas keras belaka, tetapi harmonisasi lagu dan aksi
panggung yang sangat berwibawa yang menjadikan grup ini layak bersaing
dengan grup band cadas asal Amerika.
9. Efek Rumah Kaca
Efek Rumah Kaca yang terdiri dari Cholil (vokal/gitar), Adrian (bass)
dan Akbar (drum) terbentuk pada tahun 2001. Setelah mengalami beberapa
kali perubahan personil, akhirnya mereka memantapkan diri mereka dengan
formasi 3 orang dalam band-nya. Sebelumnya, band ini bernama “Hush” yang
kemudian diganti menjadi “Superego”, yang kemudian berubah lagi pada
tahun 2005 menjadi Efek Rumah Kaca- diambil dari salah satu judul lagu
mereka. Dan lahirlah Efek Rumah Kaca.
Banyak yang menyebutkan bahwa warna musik Efek Rumah Kaca tergolong
dalam post-rock, bahkan adapula yang menyebutkan shoegaze sebagai warna
musik mereka. Tetapi, Efek Rumah Kaca dengan mantap menyebutkan bahwa
warna musik mereka adalah pop, karena mereka merasa tidak mengunakan
banyak distorsi dalam lagu-lagu mereka seperti selayaknya musik rock.
Secara musikal, ERK cukup banyak dipengaruhi oleh Jeff Buckley, Smashing
Pumpkins, Radiohead, Sting, Jon Anderson, hingga Bjork
10. Endah n Rhesa
Endah N Rhesa adalah duo musik yang terdiri dari Rhesa (bass) dan
Endah (Vocal dan Guitar). Warna musik yang di usung oleh duo pasangan
ini adalah folk, jazz, blues dan rock and
roll. Endah Widiastuti dan Rhesa Adityarama mulai bermain bersama pada
tahun 2004. Endah N Rhesa terinspirasi untuk mulai bermain dalam
format akustik minimalis. Aksi panggung duo ini sangat menakjubkan,
karena live accoustic nya dipadukan atraksi dengan memainkan petikan
gitar dan bas yang saling ber-harmonisasi.
11.Light Kidz
maka itu dia mndirikan light kidzkembali pada tanggal 20 april 2012
dengan personil baru andy(guitar) ilham (drum) tapi itu tidak cukup
lama mei tgl 20 mreka bubar karena keharusan ricky melanjut kan sekolah
nya ke perguruan tinggi
tapi light kidz tidak putus di jalan 7 juli 2012 ricky menemukan doni(gitar)
sekarang ricky dan doni masih mencari personil
Light kidz sekarang tinggal di BALI